Berlatar belakang di belahan dunia Eropa sebelum abad 15, atau yang dikenal sebagai masa kegelapan. Digambarkan dengan kehidupan masyarakat yang terpatri pada kebijakan-kebijakan gereja ortodoks yang mengatur hampir seluruh aspek kehidupan. Bahkan dalam aspek kebenaran. Kebenaran mutlak hanya ada pada doktrin-doktrin yang telah diajarkan gereja.
Geosentrisme, adalah sebuah konsep dalam astronomi yang menyatakan bahwa Bumi adalah pusat alam semesta. Bumi diam-tidak bergerak berada pada titik terendah alam semesta dan semua benda langit, termasuk Matahari, Bulan, dan planet-planet lainnya, mengorbit Bumi. Teori yang dipercaya saat itu, memberikan pemaknaan filosofi yang berpengaruh pada tatanan masyarakat dan kepercayaan manusia tentang kehidupan. Gereja mengajarkan bahwa bumi adalah tempat penyiksaan bagi manusia dan surga adalah sebenar-benarnya tempat untuk kembali. Menjadikan masyarakat yang pasrah terhadap kehidupan yang dijalani, seolah-olah menjadi takdir yang dibebankan hingga mereka mati.
Bahkan hingga saat ini, pengetahun dan pemahaman manusia masih sering diperdebatkan jika disandingkan dengan aspek keagamaan. Namun, di masa kegelapan, segala bentuk pengetahuan atau gagasan yang bertentangan dengan ajaran keagamaan akan dianggap sebagai ajaran sesat. Dan pemusnahan yang membabi buta tidak terelakan. Heliosentrisme, adalah teori yang bertentangan dengan pemahaman bumi sebagai pusat alam semesta. Menjadikan bumi tidak lagi berada pada titik terendah.
Pergerakan Bumi dan Kisah yang Baru Dimulai.
Mana yang akan kita imani? Kepercayaan yang telah ada dari kita lahir atau gagasan ekstrim yang mampu menjungkirbalikkan dunia? Heliosentrisme dianggap sebagai gagasan ekstrim dan disebut ajaran sesat. Karena jelas menentang doktrin dari gereja. Dan akan mengubah pandangan manusia tentang kehidupan. Manusia tidak akan lagi menganggap hidup adalah hukuman dan penyiksaan. Kebijakan semena-mena dari penguasa dengan dalih kebaikan bersama dan peraturan yang menekan masyarakat miskin akan diperdebatkan. Karena hakikatnya, bumi adalah tempat yang bebas, manusia tidak dirantai oleh takdir yang mereka bawa sejak lahir, mereka bisa berusaha dan berkembang. Membuka jalan bagi intelektual dan peradaban yang lebih baik.
Anime Orb: On the Movements of the Earth, diangkat dari manga dengan judul yang sama. Perjuangan karakter-karakter dalam mengemukaan heliosentrisme yang akan mengubah dunia. Tidak hanya sebatas tontonan di waktu luang. Pengangkatan issue, budaya dan intrik menjadi topik yang sangat menarik. Menggambarkan para cendekiawan dan pemikir yang membutuhkan waktu seumur hidup untuk menemukan satu jawaban dari persoalan di dunia. Bahkan dalam kematiannya, jawaban; buah pikir yang ditekuni pun belum tentu benar. Namun, “Jawaban yang salah bukanlah jawaban yang tidak berarti”. Rasa penasaran selalu menjadi awal pemikiran, ketajaman pemikiran seseorang bahkan bisa melebihi pedang. Dan pemikiran tersebut akan menuntun seseorang yang tersesat menuju kebenaran.
Jadi, menurutmu apa yang akan tetap hidup meski telah dibunuh berkali-kali? Itu adalah kebenaran. Meski kebohongan yang diucapkan terus menerus akan terlihat seperti kebenaran. Kebenaran itu sendiri akan tetap menemukan jalan untuk kembali. Lewat kotak batu di tengah-tengah pegunungan; tercatat di kepala-kepala gelandangan; atau bahkan dari obrolan para pedagang yang kau temui di pinggir jalan. Bagi saya, tokoh utama dari anime ini bukanlah karakter manusia. Tapi Heliosentrisme, Kebenaran itu sendiri.
Anime Orb: On the Movements of the Earth diadaptasi dari manga dengan nama yang sama, dan penulis serta ilustrator manganya adalah Uoto. Adaptasi anime ini diproduksi oleh Madhouse. Serial TV anime disutradarai oleh Kenichi Shimizu dan ditulis oleh Shingo Irie release pada 2024. Desain karakter dibuat oleh Masanori Shino, dan musiknya oleh Kensuke Ushio.
_
ditulis oleh Endiarto Fajar | diunggah 07 Juni 2025, 11:42