Sungguh benar, Rabb
bahwa futur diri ini
yang menjadikan berat
menunaikan pelan-pelan titah-Mu
Sungguh benar, Rabb
bahwa angkuh dada ini
juga kikir dengan air mata
meski begitu luas danau ampunan-Mu
haruskah aku mengucapkan doaku?
haruskah aku mengungkapkan dosaku?
bukankah Engkau maha mengengar
dan tiada yang luput dari-Mu
Engkau yang mampu mendengar suara tetesan air mata ibuku sedang tiada lain yang mampu
bukankah Engkau maha mendengar?
(Fulan, 2025)