@halamanbelakangdotorg ada di instagram, loh
Postingan

Naluri Ruang Toleransi




Karya: Diana N. L.

Seseorang yang terkucilkan sejak kecil karena suatu perbedaan.

Hahaha, Kau melihat diriku?

Mereka berkata, bahwa kita sudah menerapkan toleransi, kita adalah bangsa yang akan kaya toleransi, kita menghargai pendapat orang lain, kita tidak mencela dia yang berbeda dengan kita, kita tidak pernah mendiskriminasikan seseorang, kita sangat mencintai semboyan bhineka tunggal ika.

Arghhh…
Bla-bla-bla, apakah itu benar?
Apakah itu nyata?
Kalian sudah yakin? 
Apakah kalian tidak salah?

Tapi, tapi aku tak merasakan hal itu? Mengapa? Atau hanya aku? Kenapa mereka mendiskriminasikanku? Apa karena perbedaan warna kulitku? Apa karena perbedaan pandanganku, sehingga kalian mengucilkanku? Apa karena aku berbeda?

Saat aku sekolah dasar, yang kutahu negara Indonesia adalah negara yang kaya akan toleransi? Dengan semboyan bhineka tunggal ika, berbeda-beda tapi tetap satu jua. Bukankah toleransi itu tidak hanya soal agama? Bahkan politik, pandangan, ras, budaya, warna kulit dan banyak lagi...

Hahahahahaha, tapi kenapa diriku tak merasakannya? Hari-hari aku dikucilkan dengan alasan perbedaan. Padaku mereka berkata, “Hei! kamu - Si hitam dekil. Kamu ga mandi ya sampe ireng begitu. Jangan so pinter deh jadi orang, kamu hanya perempuan, ga bakal tau apa-apa! Jangan dekati dia, DIA BERBEDA!”

(Tangis) Bisakah aku ikut masuk dalam ruang toleransi itu? Aku ingin dihargai dan ‘tak ingin dibedakan. Walaupun aku berbeda, aku ingin diperlakukan sama. Aku masih sama ‘kan dengan kalian? Aku masih sama! Setidaknya aku warga negara Indonesia dan aku sama dengan kalian. Setidaknya, ANGGAPLAH AKU SEBAGAI MANUSIA.

Pikirkanlah! Toleransi bukan berarti aku harus setuju dengan semua yang kalian lakukan. Bukan berarti aku membiarkan yang salah menjadi benar. Tetapi aku akan tetap menghormatimu, walau kita tak sejalan. Karena hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan dengan saling membenci hanya karena kita tak sama.

Aku percaya, dunia akan lebih damai jika kita mau memberi ruang.
Ruang untuk bicara.
Ruang untuk mendengar.
Ruang untuk saling mengerti.

Kita mungkin tidak akan pernah menjadi sepenuhnya sama.

Tapi, bukankah justru perbedaan yang saling menghormati yang membuat Indonesia begitu indah?

Perihal yang mungkin kalian pikir remeh, tapi toleransi bukan hanya sekadar menghargai perbedaan agama ataupun budaya, tetapi masih banyak perbedaan yang harus tertanamkan dalam nilai toleransi.

Layaknya aku dan keadaanku.

 

Posting Komentar

tinggalkan sesuatu di halamanbelakang.org!