Judul : Yogisha X no Kenshin – Kesetiaan Mr. X
Penulis : Keigo Higashino
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
EISBN : 9786020330532
Tahun Terbit : 2016
Jumlah Halaman : 400 halaman
Yogisha X no Kenshin – Kesetiaan Mr. X merupakan novel yang termasuk dalam seri Detektif Galileo yang populer, seperti Salvation of a Saint dan A Midsummer’s Equation. Buku ini menjadi penjualan tertinggi kedua di Jepang untuk kategori fiksi maupun nonfiksi, dengan total penjualan lebih dari 800 ribu eksemplar. Popularitasnya membuat novel ini diadaptasi menjadi film dan berhasil menduduki puncak box office selama empat minggu, serta menjadi salah satu film terlaris pada tahun 2017.
Berbeda dengan kebanyakan novel misteri, Keigo Higashino menulis Yogisha X no Kenshin dengan langsung menampilkan pelaku pembunuhan sejak awal. Pembaca diajak mengikuti perkembangan konflik melalui beberapa bagian yang memperlihatkan kompleksitas upaya Ishigami dalam melindungi Yasuko Hanaoka dari kejaran pihak kepolisian.
Cerita berfokus pada Yasuko Hanaoka, seorang janda dengan satu anak perempuan yang duduk di bangku SMA. Yasuko bekerja di sebuah kedai makanan setelah sebelumnya bekerja di klub malam. Ia sengaja memilih pekerjaan baru untuk menghindari mantan suaminya, yang kerap mengganggu dan memeras dirinya. Yasuko dan putrinya tinggal di sebuah apartemen kecil di daerah yang relatif sepi agar tidak mudah ditemukan oleh mantan suaminya.
Di sisi lain, tetangganya, Ishigami, adalah seorang guru matematika yang jenius. Keadaan keluarganya memaksanya mengurungkan niat menjadi peneliti dan memilih profesi sebagai guru di sebuah SMA. Ishigami diam-diam menyukai Yasuko. Ia sering membeli bento di kedai tempat Yasuko bekerja hanya untuk bisa bertemu dan mengobrol sebentar dengannya. Namun, perasaannya tidak pernah ia ungkapkan, dan Yasuko pun tidak menyadarinya.
Suatu malam, mantan suami Yasuko kembali muncul dan membuat keributan di kedai. Ketika Yasuko dan putrinya pulang, pria itu menyusul mereka ke apartemen dan kembali melakukan ancaman sekaligus pemerasan. Situasi yang memanas membuat Yasuko panik hingga tanpa sengaja mencekik mantan suaminya sampai tewas. Yasuko dan putrinya sempat berniat menghubungi polisi, tetapi Ishigami menawarkan bantuan untuk menyembunyikan mayat tersebut. Dengan satu syarat: Yasuko dan putrinya harus mengikuti seluruh instruksi darinya. Dari sinilah kisah bergulir.
Ketika mayat ditemukan, penyelidikan oleh Detektif Kusanagi mengarah pada Yasuko sebagai tersangka. Namun, alibinya sulit dipatahkan. Kusanagi kemudian berkonsultasi dengan sahabatnya, Dr. Manabu Yukawa—yang dikenal sebagai Detektif Galileo—yang ternyata adalah teman lama Ishigami semasa kuliah.
Interaksi antara Yukawa dan Ishigami menjadi salah satu daya tarik utama. Keduanya saling menguji kecerdasan; Ishigami berusaha membangun skenario yang sempurna untuk melindungi Yasuko, sementara Yukawa berupaya membongkar logika yang disusun oleh Ishigami. Bagi Yukawa, kasus ini seperti soal matematika yang rumit, yang memerlukan metode dan pendekatan yang tepat sebelum dapat disimpulkan.
Pembagian bab dalam novel ini membantu pembaca memahami alur dari sudut pandang berbagai tokoh dan memudahkan pembaca mengambil jeda. Namun, karena novel asli ditulis dalam bahasa Jepang dan diterjemahkan ke bahasa Indonesia, ada beberapa bagian yang terasa agak kaku sehingga sedikit mengganggu kelancaran membaca.
Pada akhirnya, kisah ini memperlihatkan bagaimana kebenaran perlahan terungkap. Terkadang, “rasa cinta yang berlebihan dapat membutakan hati, dan cinta yang buta sering kali menampilkan sisi terburuk manusia.” Seperti Ishigami, yang rela melakukan apa pun demi menyelamatkan Yasuko.
Cikampek, 16 November 2025
Tedi Juhana
